Selasa, 14 Desember 2010

Lestarikan Warisan Orang Tua
Sabtu, 23 Januari 2010 19:40
FIAT Club Malang (FCM)

INI adalah salah satu komunitas penggemar mobil tertua di Malang. Maklumlah, FIAT Club Malang (FCM)  sudah berumur 20 tahun sejak  dibentuk pada bulan  September tahun 1990  silam.

 Sejak saat itu anggota FCM memang  cenderung tetap.  Walaupun banyak wajah-wajah baru yang meneruskan keanggotaan milik orang tua mereka. Tak heran anggota komunitas mobil kuno ini berasal dari usia yang berbeda-beda, dari mahasiswa hingga kalangan pekerja dan dewasa.
Sekretaris FCM Redi Dananjaya kepada Malang Post  mengungkapkan bahwa  FCM memiliki akte pendirian di Dinas Sosial Kota Malang. Tidak hanya di Malang saja, anggota FCM juga memiliki sertifikat dari Indonesia FIAT  Club yang juga dikantongi disetiap club FIAT  di kota dan kabupaten lain. Dengan sertifikat itu, FCM akan tetap diundang dan disertakan dalam berbagai kegiatan club FIAT di seluruh Indonesia. Imbasnya FCM juga harus sering-sering mengikuti  touring keluar kota setiap tahunnya. ”Bahkan, dalam setiap tahun  kami bisa dua kali  touring keluar Kota. Terakhir kemarin ke Cirebon dan Madiun,” katanya.
Dipaparkan bahwa kondisi mobil tua tidak menjadi alasan untuk tidak ikut touring ke luar kota. Ketua Umum FCM Misnadi menambahkan  walaupun usia tua tapi kenyamanan Fiat tidak tertandingi. ”Anak saya itu mabuk kalo naik mobil Baleno, tapi kalau  naik FIAT  tidak,” kata Misnadi sambil tertawa.
Mobil Fiat buatan 1974 milik Misnadi memang terlihat berbeda dengan gambar tokoh kartun memenuhi kap bagian depan mobilnya.
Anggota lain Gito  menyebutkan  bahwa di Malang, mobil FIAT  tertua adalah miliknya  yakni keluaran tahun 1961. Sedangkan Fiat terbaru dimiliki seorang anggota yakni Fiat UNO keluaran tahun 1990an. Gito menambahkan setiap keluaran tahun berbeda selalu ditandai dengan bentuk fisik yang berbeda juga. Seperti beberapa mobil milik anggota FCM, bentuk bemper bagian belakang FIAT  selalu berbeda dari FIAT  tahun 1974, 1966, dan 1961. Mobil yang kecil dalam bentuknya ini pun diakui sudah memiliki teknologi rem Disk Brake depan dan belakang, teknologi yang cukup canggih pada masanya.
”Kalau dilihat jamannya, tahun segitu FIAT  ini sudah sangat canggih dengan rem Disk Brake depan belakang, tetapi kalau  sekarang ya sudah banyak,” kata Budi, pemilik FIAT  tahun 1974 dengan warna merah menyala. Sehingga mobil tua yang kebanyakan milik orang tua mereka ini tetap mewarnai jalan di Kota Malang hingga sekarang.
Fahmi Bendahara FCM menyebut anggota yang aktif sampai sekarang sekitar 50 orang.  Dengan usia yang sudah puluhan tahun, sejumlah kegiatan tetap dilaksanakan secara rutin dan juga kondisional. Seperti kegiatan bakti sosial, FCM sering melakukan baksos terkait bencana alam yang terjadi disekitar FCM. Terakhir baksos membantu desa yang longsor di Selorejo atau baksos korban bencana di Trenggalek beberapa waktu lalu.
Kegiatan mingguan FCM antara lain  berkumpul pada Sabtu malam di depan Stasiun Kota Baru, walaupun akhir-akhir ini sering batal karena depan Stasiun sering digunakan pertunjukan musik atau pertunjukan lainnya. ” Stasiun sekarang ramai, banyak digunakan acara-acara langsung.Karena itu, mungkin kita akan berpindah ke Ijen saja berikutnya,” kata Misnadi. (dyah ayu pitaloka/nug)

FIAT Club Malang (FCM)
Penasehat         : Suhartono
Ketua Umum    : Misnadi
Ketua Harian    : FX. Hendro
Wakil                  : Sujoso “Os-Os”
Sekretaris         : Redi Dananjaya
Bendahara        : Fahmi Frans
Sekretariat        : Jalan Pattimura 35 Malang
Anggota            : 50 orang


Mobil Tua Onderdil Baru

TIDAK  seperti mobil atau produk otomotif antik lainnya, FIAT  tetap dapat mengganti suku cadang mesin mobil mereka dengan produk asli dari kota Torino, Italia.

Ya, FIAT  adalah  kepanjangan dari Fabbrica Italiana Automobili Torino memang mobil produk Eropa yang tetap memproduksi mobil sejenis, seperti FIAT  500 yang keluar tahun 2008 lalu. Praktis pemilik FIAT  tak repot mengganti onderdil milik mereka walaupun harganya juga cukup mahal karena onderdil Fiat tidak ada yang buatan dalam negeri.
Fahmi menyebutkan pembelian suku cadang FIAT  lebih mudah jika mereka telah bergabung dalam komunitas. Banyak informasi tentang FIAT  yang datang dari berbagai sumber seiring dengan semakin banyaknya rekan yang sehobi.
Tak jarang perburuan suku cadang bisa sampai Surabaya bahkan Jakarta, untuk mencari suku cadang aslinya. Tapi jika dana sedang tipis, Comboran  yang terkenal sebagai pasar onderdil pun menjadi pilihan untuk mencari onderdil menyambung usia FIAT.‘’Karena buatan luar negeri semua memang cukup mahal, jika kepepet ya bisa cari Dendengan saja di Comboran,” kata Fahmi disetujui rekan yang lain.Tunggangan mobil Eropa itu pun diakui sangat nyaman bahkan jika dibandingkan dengan mobil terbaru buatan Jepang.
Harga jual mobil FIAT juga tergantung dari kondisi dan keaslian mesin dan bodinya. Semakin asli seluruh bodi dan mesinnya, harganya pun semakin kencang. Rata-rata untuk kondisi normal, FIAT  tahun 1974 dihargai sekitar Rp 20 hingga Rp 25 juta.
”Itu jika ada yang jual dan pembelinya juga mau. Jika tidak ada yang menjual ya tetap tidak bisa membeli. Yang produksi tua kan sudah tidak keluar lagi,” katanya. Redi melanjutkan, ada Fiat dengan mesin Toyota Kijang yang bisa berlari kencang.”Tapi ya tidak dilirik,” pungkasnya sembari tersenyum.